Apa Itu Perayaan Kue Bulan yang Dirayakan Orang Tionghoa?
KOMPAS.com – Perayaan Kue Bulan atau Festival Kue Bulan adalah sebuah perayaan tradisional China yang identik dengan aktivitas makan kue bulan.
Perayaan ini juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur karena jatuh di pertengahan musim gugur dan sudah berlangsung selama ribuan tahun.
“Pada tanggal 15 bulan 8 menurut penanggalan Imlek, penanggalan tradisional China, orang-orang secara khusus makan kue bulan ini,” kata Hermina Sutami, Guru Besar Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada Kompas.com, Senin (28/9/2020).
Baca juga:
Orang-orang keturunan China di Indonesia juga merayakan Perayaan Kue Bulan ini.
Kue bulan disebut tiongciupia di Indonesia. Tiong artinya tengah, ciu artinya musim gugur, dan pia adalah nama jenis kue yang berbentuk bulan dan berisi.

Perayaan Kue Bulan berkaitan erat dengan legenda yang alkisah terjadi ribuan tahun lalu.
Dikisahkan saat itu dunia disinari oleh 10 matahari. Karena begitu banyak matahari menyinari bumi, manusia merasa kepanasan.
“Kisar Yao yang memerintah sekitar 2.000 tahun lalu memerintahkan seorang pemanah ulung bernama Hou Yi untuk memanah matahari itu supaya tidak terlalu panas. dengan keahliannya, Hou Yi berhasil menjatuhkan sembilan matahari,” papar Hermina.
Baca juga:
Setelah tersisa satu matahari saja, sang kaisar pun meminta Hou Yi untuk berhenti memanah.
Sebab jika matahari tersebut dipanah juga, maka bumi akan gelap. Karena itulah konon kenapa sekarang hanya ada satu matahari saja.

Atas jasanya ini, sang kaisar menghadiahi Hou Yi sebuah pil panjang umur. Setelah itu, Hou Yi menikah dengan seorang perempuan cantik bernama Chang E.
Chang E. melihat bahwa suaminya terkesan selalu menyembunyikan sesuatu. Namun Hou Yi tidak mau memberitahukan apa pun.
“Pada suatu hari ia berhasil menemukan benda berupa pil. Tanpa tahu apa akibatnya, Chang E. menelan itu,” cerita Hermina.
Baca juga:
“Apa yang terjadi, tubuhnya perlahan-lahan terbang naik ke bulan, tidak dapat kembali lagi ke bumi,” pungkasnya.
Sejak itulah hari Perayaan Kue Bulan dilaksanakan untuk memperingati perginya sosok Chang E. ke bulan. Itulah mengapa kue yang dibuat juga memiliki bentuk menyerupai bulan.
Hingga kini orang-orang China berusaha tetap mengingat sosok Chang E.
Umumnya gambaran sosok Chang E. ada pada kemasan kue bulan, sesosok bidadari terbang dengan selendang melayang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Recent Comments